Pengertian
|
Evakuasi cairan pleura adalah tindakan mengaspirasi cairan pleural atau
udara, dilakukan untuk menghilangkan tekanan, nyeri atau dispnea.
|
Tujuan
|
1. Sebagai terapi
: menghilangkan akumulasi cairan atau udara pleural yang menyebabkan kompresi
paru dan kegawatan pernafasan.
2. Sebagai
tindakan pemeriksaan diagnostik : Pemeriksaan cairan pleural terhadap berat
jenis, glukosa, protein, pH, pemeriksaan kultur atau sensitivitas, serta
pemeriksaan sitologi.
3. Klien
memahami prosedur, mengontrol ansietas klien, klien dapat menjalani prosedur
tanpa efek yang tidak diinginkan.
|
Kebijakan
|
Standar
Operasional Prosedur Tindakan Keperawatan RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2014
|
Prosedur
|
Persiapan alat :
1.
Surat ijin tindakan (informed concent).
2.
Spuit 5 ml, 20 ml, dan 50 ml.
3.
Jarum no 16, 14 (jika
perlu)
4.
Threeway/stopcock
5.
Blood set
6.
Cairan antiseptik (alkohol 70% dan betadin
10%)
7.
Anestesi lokal (lidocain amp 2%)
8.
Tempat/botol penampung sampel
cairan untuk pemeriksaan kultur/citologi cairan pleura
9.
Kasa steril.
10. Handscon
steril.
11. Bak
instrumen steril berisi duk, klem, com kecil dan kasa pentol yg dibungkus
dengan kain
12. Perlak ikat
13. Plester dan
gunting
14. Lampu
tindakan
15. Botol/tempat
penampung cairan pleura
16. Scort
17. Klem duk
Persiapan pasien :
1.
Mengucapkan
salam
2.
Menyebut/menanyakan
nama pasien
3.
Mengenalkan
diri dan instansi
4.
Menjelaskan
prosedur dan tujuan dilakukannya tindakan
5.
Meminta
klien untuk menandatangani informed concent
6.
Tindakan
dilakukan di ruang OK Paru
7.
Membawa
dan meletakkan alat di dekat pasien.
Pelaksanaan :
1.
Mencuci
tangan dan memasang handscon
2.
Membantu
klien mengatur posisi, area yang
akan di funksi menghadap ke arah dokter
3.
Selama dokter
melakukan prosedur, memberikan dukungan emosional dan fisik pada klien dan
siapkan klien terhadap hal-hal yang akan terjadi :
a.
Menganjurkan
klien untuk benar-benar tidak bergerak, dan tidak batuk selama dilakukan funksi, bila akan batuk harus
memberitahu lebih dahulu
b.
Memberitahukan
kepada klien saat obat anestesi lokalnya akan
disuntikkan.
4.
Mengatur
pencahayaan, gunakan lampu tindakan bila perlu.
5.
Mengikatkan
perlak di bagian bawah area yang akan di funksi
6.
Meletakkan
botol/tempat penampung cairan pleura
7.
Menyiapkan
alat-alat didekat klien.
8.
Buka ikatan kain pembungkus instrumen, buka tutup baki
instrumen
9.
Buka blood
set, threeway/stopcock, spuit 20cc/50cc, spuit 5 cc, letakkan di area dekat
bak instrumen
10.
Dokter
mengambil klem dan kasa pentol untuk dilakukan disinfeksi pada tempat
penusukan jarum funksi dan area kulit
sekitarnya
11. Memberikan betadin 10% dan alkohol 70% pada dokter
12.
Dokter
melakukan anestesi lokal dengan menyuntikkan lidocain amp
13.
Dokter
mengambil duk lubang steril, menempatkan lubang duk tepat diarea yang akan di
funksi, ujung-ujung duk bagian atas disatukan/diikatkan dengan klem duk
14.
Dokter
menghubungkan antara bloodset, threeway/stopcock, spuit 20cc/50cc, jarum
funksi, kemudian menusukkan jarum di area yang sudah ditentukan dan melakukan
evakuasi cairan pleura
15.
Berikan
tempat/botol sampel untuk menampung cairan jika diperlukan pemeriksaan
kultur/citologi cairan pleura
16.
Selama proses
pengambilan cairan pleura observasi keadaan umum pasien, tekankan agar pasien
tidak batuk selama proses pengambilan cairan pleura dan anjurkan untuk
secepatnya memberitahu petugas apabila ingin batuk
17.
Bila proses
pengambilan cairan pleura telah selesai, jarum dicabut, memberikan tekanan pada area punksi
dan tempat penusukan ditutup dengan kasa
steril dan diplester
18.
Memastikan
kepada dokter apakah diperlukan pemeriksaan rontgen kembali.
19.
Memberitahu
pasien bahwa prosedur telah selesai, pasien dirapikan dan diantar kembali ke
ruang rawat inap
20.
Alat-alat
dibereskan, jika perlu perlak dan duk dibersihkan dan dicuci
21.
Melepas
handscon dan mencuci tangan
Evaluasi :
1.
Mengevaluasi
respon serta toleransi klien sebelum, selama, dan sesudah prosedur.
2.
Mengevaluasi
adanya keluhan pening, rasa sesak didada, batuk, sputum dengan bercampur
serat darah, takikardi, dan sianosis.
3.
Mengevaluasi
karakteristik cairan yang keluar : jumlah, konsistensi, dan warnanya.
4.
Mengobservasi
tanda-tanda vital pasca prosedur secara periodik.
Dokumentasi :
1.
Mencatat
tanggal dan waktu pelaksanaan prosedur.
2.
Mencatat
respon serta toleransi klien sebelum, selama, dan sesudah prosedur.
3.
Mencatat
bila ada keluhan pening, rasa sesak didada, batuk, sputum dengan bercampur
serat darah, takikardi, dan sianosis.
4.
Mencatat
karakteristik cairan yang keluar : jumlah, konsistensi, dan warnanya.
5.
Mencatat
hasil observasi tanda-tanda vital pasca prosedur
|
Senin, 24 Agustus 2015
SOP ASISTENSI TORAKOSINTESIS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar